PENGARUH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PSIKOLOGI SEKSUAL REMAJA
I. PENDAHULUAN
Di era globalisasi dan modernisasi ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tua-muda, kaya-miskin, penduduk desa maupun kota sudah dapat menikmati perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Apalagi remaja, sepertinya remajalah yang paling banyak memenfaatkan dan mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Namun, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ternyata tidak sepenuhnya membawa manfaat. Selain mempunyai segudang manfaat, ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata memberikan dampak kurang baik. Salah satunya dapat merusak moral generasi penerus bangsa.
Media juga memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakteristik masyarakat. Terutama kalangan remaja yang masih plin-plan dalam kepribadian. Tayangan televisi yang hedonis, individualis, dan materialis telah sedemikian kuatnya masuk kedalam kepribadian remaja. Sehingga kita sering menemukan remaja yang mengikuti idola mereka di tayangan televisi. Baik melalui film, sinetron, iklan ataupun tayangan televisi lainnya yang menurut mereka sesuai dengan mereka. Hal ini tidak akan menjadi sebuah persoalan manakala yang menjadi idola mereka adalah orang-orang yang memang layak untuk dijadikan idola, tapi faktanya tidaklah demikian, karena biasanya yang dijadikan idola mereka adalah pada bentuk fisik, seperti cantik, ganteng, dan sebagainya, bukan kepada sikap dan kepribadiannya. Kalau tayangan televisi yang negatif menjadi karakter para remaja, maka kita tinggal menunggu masa depan bangsa ini diambang kehancuran terutama pada sisi moralitasnya, dan ini berbahaya untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana seseorang mengalami perubahan-perubahan yang dramatis dari aseksual menjadi seksual. Perkembangan karakteristik seksual kemudian menyebabkan perkembangan prilaku seksual seperti tertarik pada lawan jenis dan keinginan untuk melakukan hubungan seks. Prilaku seks pada remaja dapat mengarah pada problem yang serius sikap prilaku tersebut diekspresikan secara tidak sehat atau tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
II. PEMBAHASAN
A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Era Globalisasi
Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga ini populer dengan sebutan globalisasi. Kemajuan pesat dibidang teknologi komunikasi dan informasi juga telah mempermudah hubungan antara manusia. Pada zaman dahulu, manusia hanya menggunakan alat-alat komunikasi yang amat sederhana untuk berhubungan satu sama lain. Kualitas dan kuantitas komunikasi merekapun sangat dipengaruhi oleh jarak yang memisahkan mereka. Namun, pada zaman sekarang keadaan seperti itu sudah tidak ada lagi. Dunia terasa menyempit. Teknologi telekomunikasi saat ini telah berhasil menangani berbagai halangan perbedaan jarak, tempat dan juga waktu. Telepon seluler yang kita miliki misalnya memungkinkan kita menghubungi dan dihubungi oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun kita berada.
Kemajuan di bidang teknologi, satelit komunikasi juga telah memungkinkan stasiun-stasiun televisi global menyiarkan secara langsung berbagai peristiwa yang sedang terjadi di berbagai tempat di dunia, seperti perang, bencana-bencana nasional, olahraga, serta hiburan. Demikian pula dengan internet. Internet merupakan jaringan komunikasi dan informasi terbesar yang menghubungkan jutaan komputer dan mesin-mesin pengakses data di seluruh dunia. Internet telah memudahkan transaksi-transaksi bisnis di seluruh dunia, dan dapat memperoleh berbagai informasi penting secara lebih up-to-date.
Namun, era globalisasi selain membawa banyak manfaat ternyata mempunyai dampak negatif bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah televisi, yang dapat dijadikan alat yang sangat ampuh di tangan sekelompok orang atau golongan untuk merusak nilai-nilai moral, untuk mempengaruhi atau mengontrol pola fikir seseorang oleh mereka yang mempunyai kekuasaan terhadap media tersebut.
Di sisi lain era globalisasi identik dengan sains dan teknologi yang pengembangannya tidak terlepas dari studi kritis dan riset yang tidak kenal henti. Dengan semangat yang tak pernah padam ini para saintis telah memberikan kontribusi yang besar kepada kesejahteraan umat manusia di samping kepada sains itu sendiri. Hal ini sesuai dengan identifikasi para saintis sebagai pecinta kebenaran dan pencarian untuk kebaikan seluruh umat manusia. Akan tetapi, dengan perbedaan perspektif terhadap nilai-nilai etika dan moralitas agama, kedudukan saintis sebagai pencari kebenaran tampaknya perlu dipertanyakan. Apalagi bila dilihat dari fakta berikut : di Amerika Serikat di akhir tahun 1940-an, anak-anak remaja diberi sarapan yang dicampur radio aktif.
Kemudian selama tahun 1950-an sampai 1970-an, menurut New York Times, wajib bagi seluruh mahasiswa baru, laki-laki dan perempuan di Harvard, Yag dan universitas elit lain di Amerika, difoto telanjang untuk sebuah proyek besar yang didesain dalam rangka untuk menjunjung bahwa “tubuh seseorang” yang diukur dan dianalisa, dapat bercerita banyak tentang Intelegensia, watak, nilai moral dan kemungkinan pencapaiannya dimasa depan. Semua atas nama sains dan kemajuan teknologi.
Semua itu media televisi, sebagai hasil pencapaian teknologi modern yang paling luas jangkauannya memiliki dampak sosio-psikologis sangat kuat pada pemirsanya. Beberapa hasil studi berhasil menguak bahwa menonton televisi dapat menimbulkan : sikap agresif, sikap anti sosial, kecenderungan gaya hidup mewah, kecenderungan preferensi seksual, kesadaran akan daya tarik seksual, stereotype, peran seksual, dan identifikasi diri dengan karakter-karakter di televisi.
A. Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Psikologi Seksual Remaja
Begitu banyak akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang komunikasi dan informasi dalam segala aspek kehidupan. Batas antar negara semakin menipis, segala bentuk informasi yang diproduksi di belahan bumi bagian barat dengan belahan bumi bagian timur tentunya sangat berbeda sistem sosial budayanya, namun dengan mudahnya hal tersebut dapat keluar masuk dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan remaja, yang berada dalam masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja, hal tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, baik fisik maupun psikologis. Bila pertumbuhan dan perkembangan masa remaja lebih banyak dipengaruhi oleh situasi sosial yang kurang sesuai dengan kapasitas jati dirinya, maka dikhawatirkan masa depan dapat merugikan masyarakat dan keluarga sendiri.
Di samping di rumah dan di sekolah, remaja juga mendapatkan pengetahuan seksual dari berbagai sumber seperti media cetak, alat elektronik, teman sebaya dan pergaulan sosial. Hal tersebut tidak sesuai dengan perilaku remaja dan dapat mempengaruhi perilaku remaja untuk ikut-ikutan terjun ke dalam hal yang kurang baik, khususnya pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi perilaku seksual remaja. Contohnya dalam tayangan televisi yang tidak sesuai dengan usia mereka. Dengan perlahan tayangan tersebut mempengaruhi sifat, sikap dan perilaku remaja. Situasi maraknya pornografi sebagai media yang menyesatkan hingga merusak moral, kriminalitas, dan kasus seksual remaja semakin bertambah. Dengan adanya pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi secara fisik maupun nonfisik, masa depan remaja diambang kehancuran.
B. Solusi dari Problematik Perilaku Seksual Remaja
Hubungan seksual diluar pernikahan, dalam masyarakat Indonesia dianggap sebagai pelanggaran norma. Di dalam agama Islam disebut zina dan harus mendapatkan hukuman berat. Begitu juga dalam hukum adat beberapa daerah. Pelakunya dianggap telah menodai nama baik keluarga dan seluruh masyarakat di lingkungan itu. Wanita yang telah meakukan hubungan seksual di luar nikah, umumnya merasa ketakutan menghadapi masa depannya. Jika ia hamil karena hubungan di luar nikah, seluruh anggota masyarakat yang lain dan bahkan keluarganya akan mencemooh, menggunjingnya dan bila bertemu akan memandangnya dengan rasa jijik.
Setidaknya dada beberapa hal yang mesti dilakukan baik itu para orang tua, pemerintah dan lembaga yang peduli akan nasib remaja.
Pertama, hendaknya kita senantiasa melindungi remaja dengan cara memberikan perhatian yang tulus dan ikhlas tanpa harus bersikap kasar dan keras.
Kedua, pemberian bekal spiritual untuk remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang metode dan polanya tidak membosankan.
Salah satu upaya untuk mengatasi problematika perilaku seksual remaja adalah dengan adanya konseling seksualitas remaja. Konseling seksualitas remaja adalah proses pemberian bantuan dari konselor kepada seorang remaja atau sekelompok orang yang memiliki masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi sesuai dengan umur dan permasalahan, perkembangan fisik dan mental pada masa pubertas, misalnya masalah seputar pacaran, perilaku seks, HIV/AIDS, penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Dalam berbagai konseling, seorang konselor berperan sebagai pemberi alternatif solusi, sedangkan pengambilan keputusannya diserahkan kepada remaja. Sejara umum tujuan konseling seksualitas remaja adalah memberi informasi tentang seksualitas secara benar dan profesional, membantu remaja memperoleh identitas dirinya dalam pilihan perilaku dan orientasi seks, meningkatkan pengetahuan seksualitas, mengurangi kecemasan yang dialami olrh remaja berkaitan dengan prilaku seksnya.
Dan salah satu upaya membentengi remaja dari pengetahuan seks yang menyesatkan adalah dengan memberikan pendidikan seksualitas yang benar. Ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari pendidikan seksualitas :
Pertama, mengurangi jumlah remaja yang melakukan hubungan seks sebelum nikah.
Kedua, bagi remaja yang sudah melakukan hubungan seksual mereka akan melindungi dirinya dari penularan HIV/AIDS.
Mengingat rasa ingin tahu remaja yang begitu besar, pendidikan seksualitas yang diberikan harus sesuai kebutuhan remaja, serta tidak menyimpang dari prinsip pendidikan seksualitas itu sendiri. Maka, pendidikan seksualitas harus mempertimbangkan :
1. Pendidikan seksualitas harus didasarkan penghormatan hak seksual remaja.
2. Berdasarkan pada kesetaraan gender.
3. Partisipasi remaja secara penuh dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan seksualitas.
4. Bukan hanya dilakukan secara formal, tetapi juga non formal.
III. KESIMPULAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ditemukannya teknologi handphone dan jaringan internet serta digitalisasi alat elektronik pada tahun 1980-an adalah instrumen utama dimulainya era globalisasi di penjuru dunia. Komunikasi dan informasi menjadi mudah, murah dan menjelma menjadi kebutuhan utama masyarakat. Dunia yang seluas dan selebar ini menjadi seperti kampung kecil karena begitu cepatnyainformasi tersebar.
Begitu banyak manfaat dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di era globalisasi. Tapi tidak sedikit pula kerugian yang di timbulkannya, khususnya bagi remaja. Kerugian tersebut adalah seorang remaja dapat dengan mudah melihat gambar-gambar porno dari internet dan televisi, penyebaran paham seks bebas, perilaku kekerasan dan kriminalitas serta budaya atau tradisi lainnya dari mancanegara yang tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia. Hal in semakin diperparah dengan sifat remaja yang ikut-ikutan dan suka meniru dan tidak adanya pengawasan dari orang tua, sehingga para remaja dapat dengan mudah mempraktekkan hal-hal yang telah dilihatnya. Akibatnya, timbullah perilaku seksual remaja yang menimpa para remaja pranikah.
Untuk mengatasinya diperlukan peran aktif dari orang tua dengan cara memberikan perhatian yang tulus dan ikhlas tanpa harus bersikap keras dan kasar. Serta pemberian bekal spiritual unuk remaja dengan cara melakukan kegiatan kegiatan keagamaan yang metode dan polanya tidak membosankan. Selain itu, diperlukan adanya konseling seksualitas remaja yang dapat memberikan solusi kepada remaja untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan perilaku seksnya. Antisipasi lain, dapat dilkukan pemberian pendidikan seksual sedini mungkin. Sesuai kebutuhan remaja dan tidak menyimpang dari prinsip pendidikan seksual itu sendiri.
IV. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat saya sampaikan.saya menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan ini. Maka dari itu saya mohon saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya.